WEEKEND MOVIE
Sudah kuduga Kolaborasi Martin Scorcese dengan Leonardo Dicaprio akan membuahkan mahakarya yang begitu bagusnya, sampai aku tidak berhenti membicarakan film ini selama hampir 2 jam setelah menontonnya. hehe.. Shutter Island tidak hanya memiliki satu kesimpulan pada akhir cerita, tapi ada 2 mungkin 3. Tapi bukan tipikal film-film yang penuh pertanyaan kayak X-Files dan lainnya. Ambil salah satu benang cerita dalam film ini, dan kau akan menemukan kesimpulan versimu. I like this movie so much! Delusion, Reality, Insanity, semua dikemas dengan sangat-sangat menarik. Can't wait for the next Scorcese's movie!
"All I know is it's a mental hospital.....for the criminally insane. "
Shutter Island, 2009.
Aku suka film ini dari saat opening song. Aku suka dengan Vera Farmiga yang sangat-sangat elegan dan sadis dengan tenangnya di akhir cerita. hehe.. Aku suka dengan dialog-dialog sederhana Mr.Clooney dan kehidupan dia dan di saat dia "dipecat" oleh seorang wanita yang disukainya. Aku memang merasakan bagaimana pekerjaan sangat mempengaruhi hidup dan pikiran kita. Job does influence us. Aku makin suka dengan kisah kehidupan orang dewasa bekerja dan love lifenya. Chalenging, menyakitkan kadang. Mengutip dari salah satu review, "It's impossible to dislike this movie". Tetapi mungkin ada satu bagian sensitif dari film ini yang mungkin bisa membuat beberapa orang berpikir bagaimana bisa seseorang yang tidak pernah kita kenal, memiliki power untuk memecat kita?
Oh no..jangan paksa aku untuk mereview film ini, karena aku tidak menemukan sedikitpun love and strong chemistry antara kedua anak muda itu. Cuma ayah sang laki-laki yang patut diacungi jempol, karena dia terlihat sangat bagus memainkan perannya sebagai seorang ayah yang autis dan menyayangi putranya dengan segala cara yang dia bisa. I love the way he stood there watching his son leave for war. Selebihnya gak ada yang bisa kuingat.
Labels: Movies
5 Comments:
very good..
keep posting...
I like it
From your friends.
www.rosadesain.blogspot.com
menurut aku, shutter island itu konsepnya biasa aja karena objeknya tentang orang sakit jiwa jadi gampang utk bikin bingung penonton.
@ Iko
Menurutku konsep Scorcese di film ini tidak biasa. Tidak seperti film lain yang endingnya " Oh, ternyata itu cuma khayalannya tooh?". But this movie is different. Aku suka karena bukan hanya kesimpulan bahwa " Teddy itu gila" yang ada, tapi ada juga kesimpulan bahwa "Teddy dibuat gila agar tidak membocorkan kejahatan Shutter Island ke FBI". Di situ menariknya.
bukannya udah jelas ya kalo semua kejadian di shutter island itu staged? jd kesimpulan akhirnya emang dia itu gila, tp yg masih nggantung itu adalah bahwa dia itu udh sembuh atau belum. Yg dia bilang terakhir itu kan: better to live as a bad man or die as a hero (something like that lah), yg kesannya kalo dia sengaja terlihat gila supaya di-lobotomy sekalian daripada dia terus hidup dgn rasa bersalah.
Menurut aku aktingnya leo sih ok,, ceritanya lumayan, tp ga spesial, klo utk martin scorcese aku lebih suka gangs of new york.
Aku pikir Teddy is sane. Dia dijejalkan dengan jati diri baru oleh sang dokter. See.. beberapa film itu memang sudah pasti hitam atau putih. Tapi shutter island punya hitam dan putih, dan kesimpulan dia insane or sane, memang banyak diperdebatkan. Tidak ada yang salah, karena aku yakin Scorcese tidak sebodoh itu untuk membuat penonton hanya menyimpulkan bahwa Teddy itu gila. Buktinya, banyak penonton (termasuk aku) yang menganalisa dari sisi yang berbeda.
Post a Comment
<< Home