|
Monument at the American Cemetary |
|
Front gate of the American Cemetery |
|
Cemetery yang indah dan hijau |
|
Bangunan melingkar untuk mengenang para korban PD II |
|
Di antara recorded names of the victims |
|
Just can't count the names |
|
Breakfast at Max's Fried Chicken (Market!Market!) |
|
They have Banana Ketchup!! |
|
but memories still remain..
|
|
Fort Santiago at Intramuros |
|
We're riding Calesa at Fort Santiago |
|
Benteng Fort Santiago |
|
That is the Museum of Jose Rizal |
|
Salah satu gereja bersejarah di Intramuros |
|
Casa Manila |
|
Binukadkad na crispy PlaPla at Ang Bistro Sa Remedios |
|
Gule Magalang |
|
Starbucking at Greenbelt before going home |
|
Arrived at Ninoy Aquino International Airport |
|
Inside the NAIA |
|
Mie instannya enak dan banyaaak. hehe.. |
Yaaaah, udah hari terakhir nih di Manila. (>_<) Hari ke-empat ini diawali dengan penjemputan John yang pagi sekali ke hotel, karena mau diajak sarapan, terus ke American Cemetery dan Intramuros, sebelum ke bandara. Kebetulan aku ambil flightnya jam 9 malam, supaya bisa menikmati kota Manila satu hari penuh lagi. hehe.. Si John mau ajak sarapan ke arah Manila Bay, tapi karena restorannya masih tutup, jadilah kita langsung ke American Cemetery di Bonifacio Global City, tapi ternyata juga masih tutup. hehehhee.. Alhasil, mampirlah kita ke Market!Market! yang amazingly jam 8 pagi udah buka. hahaha.. Kami sarapan di Max's Fried Chicken yang notabene dimiliki oleh keluarga si atasannya John. Ada paket breakfast with coffee, dan woow, dapet 2 telur dan ayam and rice. Lalu tiba-tiba si John suruh nyobain pake banana ketchup. what???? saos rasa banana??? Karena penasaran, aku coba aja, dan surprisingly ternyata enak lhoo. Warna saosnya tetap merah, tapi ada rasa pisangnya. Asli unik banget. Hahaha...jangan-jangan nanti ada saos mangga, lagi. hehehe. Abis sarapan dan chit-chat dan rasanya Cemetarynya udah buka, jadilah kita menuju ke sana. Once again, aku suka banget sama Bonifacio Global City, modern dan bersih banget. Aaaah, beruntunglah yang tinggal di sini.
Sampailah kita di Manila-American Cemetery, yang mana kayaknya baru pertama kali aku lihat taman makam sehijau ini. Menurut sejarah, ada sekitar 17,000 serdadu Amerika yang hilang dan tewas saat PD II (1941-1945) dan beberapa aku lihat namanya adalah orang China dan Philippines. Di antara nama-nama itu, ada yang diberi tanda bintang emas yang merupakah penghargaan tertinggi, dan ada beberapa nama yang juga diberi tanda berbeda karena jasadnya telah ditemukan. Semua nama serdadu diukir dengan sangat indah di dinding batu yang berbaris dan membentuk bangunan melingkar. Di lantai batunya juga kita bisa temukan ukiran seal dari beberapa states di Amerika. Sangat indah. Lalu di masing-masing ujung bangunan, kita bisa lihat peta berukuran raksasa yang menjelaskan rute invasi Amerika dan Jepang ke Philippines dan negara asia lainnya. Ditulisnya sih "do not touch", tapi beberapa wisatawan termasuk aku sentuh karena ternyata peta itu dibuat dari potongan batu-batu kecil yang halus. hehehe.. Setelah hampir 1 jam di cemetery, kami bergegas untuk melanjutkan perjalanan hari ini.
Sesuai rencana, kami kemudian menuju Intramuros yang menjadi cikal-bakal kota Manila, yang berada di sekitar Pasig River. Beberapa kali jalanan sempat tersendat karena macet, kami akhirnya sampai juga deeeh. Uniknya, Intramuros yang merupakan kawasan paling bersejarah, di area luarnya ternyata bisa dipakai untuk golf. hehehe.. Ok, back to Intramuros. Namanya sendiri secara harafiah bisa diartikan "within the walls". Maksudnya adalah ada kota di dalam tembok. Sebenarnya Filipina pada awalnya dipimpin oleh seorang Sultan yang mana penduduknya adalah kaum muslim. Tapi semenjak kedatangan bangsa Spanyol di sekitar tahun 1500an, bangsa Spanyol mendirikan Intramuros khusus buat orang-orang Spanyol. Di dalamnya ada sekolah, museum, kantor gubernur, dll layaknya sebuah kota. Tempat pertama di Intramuros yang kami kunjungi adalah Fort Santiago. Ditemani oleh Calesa (kereta kuda) dan seorang tour guide, Carlos, kami diajak masuk untuk melihat isi dari Fort Santiago. Di Philippines, ada seorang pahlawan yang bukan merupakan pejuang medan perang, melainkan seorang penyair sekaligus dokter yang sangat pintar dan cerdas, bernama Jose Rizal. Dia ingin mengusir bangsa Spanyol yang kala itu menjajah dengan menyebarkan puisi , membuat buku, yang berisikan perlawanan terhadap bangsa Spanyol yang disebarkan ke semua rakyat Manila. Beberapa tahun ia melanjutkan karya-karyanya sampai-sampai dia harus ditangkap oleh Spanyol karena dianggap pemberontak. Ia diasingkan dan dipenjara, kemudian ditembak mati. Di Fort Santiago inilah kita bisa melihat di mana ia dipenjara dan ditembak mati. Kami juga masuk ke Museum of Jose Rizal yang menyimpan semua buku, koleksi, baju, paintings dan foto wanita-wanita yang pernah dia cintai. Di lantai atas, kami bisa mendapatkan copy-an sebuah puisi perpisahan yang ia buat sebelum meninggal. Berikut penggalannya :
Land that I idolize, prime sorrow among my sorrows
beloved Filipinas, hear me the farewell word
I bequeath you everything - my family, my affections
I go where no slaves are-nor butchers-nor oppressors
where faith cannot kill, where God's the sovereign Lord.
Farewell, my parents, my brothers-fragments of my soul
friends of old and playmates in the childhood's vanished house
offer thanks that I rest from the restless day
Farewell, sweet foreigner-my darling, my delight
Creatures I love, farewell.. To die is to repose
Guide kami si Carlos kemudian membawa kita ke Katedral Manila, San Agustin Church yang merupakan gereja tertua di Philippines. Ia juga mengajak kita melihat sungai Pasig dan bilang bahwa kata "Manila" itu artinya adalah "ada water lily", dan water lily itu ternyata banyak sekali di sungai Pasig. Wow! Kami lalu berkeliling di dalam Intramuros, melewati Casa Manila, dan sebuah university, dll. Sepanjang tour, kami gak berhenti ngakak karena si Carlos selalu menyempilkan lelucon di setiap penjelasannya. Dia bilang "This place was used to have so many crocodiles to guard the wall, but they're dead and now replaced by ducks." Hahahaha.. Kacau. Jalan-jalan keliling Intramuros menguras sekitar 1200 Peso untuk Calesa dan tour guidenya. Menyenangkaaan!!!!
Ok, tour Intramuros telah berakhir dan perut sudah lapar. Si John ngajakin ke China Town untuk lunch, tapi karena hujan dan gak ada parkiran kosong, maka pergilah kita ke Malate untuk makan siang di Ang Bistro Sa Remedios, sebuah restoran bergaya Filipin klasik dan menu asli Filipin. Kami pesan ikan PlaPla, tumis sayuran, dan soup. Lagi-lagi rasanya sangat enaaaaak. Lezaaat! Trus, karena masih ada waktu buat nongkrong, berangkatlah kita ke my fave place ever, Greenbelt! waaaaaa! Terakhir nih sebelum pulang. Kami memutuskan untuk starbucking, beli indomienya Filipin sambil killing time sebelum ke bandara. Aaaah, I'm gonna really miss this place..(T_T)
Jam 5 lewat, kami menuju Ninoy Aquino International Airport supaya tidak kejebak macet dan telat check-in. Satu hal lagi yang unik adalah ketika mobilnya si John berhenti di depan lobi keberangkatan untuk nurunin koper, ada papan yang tertulis "max. 2 minutes". Hahahaha..jadi nurunin barang harus 2 menit supaya mobil belakangnya gak macet.hehehe.. Nooo, don't wanna say goodbye to John. He really made the whole trips amazing!But we'll see again someday, John!!! Thank you sooo much for all the fabulous times you gave! I don't wanna leave Manila honestly (>_<).
Setelah masuk check-in, karena agak lapar jadilah beli kopi di Bo's Coffee, cafe rekomendasinya si John. Katanya white coffeenya enak, and it is! Trus, buat ganjelannya aku beli Instant Noodle. hehe.. enak boo, porsinya juga ok. hihihi..Jam 9 aku harus boarding. Manila was fantastic, sangat sangat menyenangkan dari yang pernah aku duga sebelumnya. Konsep modern-city with spacious and open-air spotsnya benar-benar relaxing banget, dan makanan Filipin yang aaah so yummy, it was a great great great new experience. Once I said it before.." Memory is the only thing that can't be brought in your suitcase." See you again, Manila!!! Hugs and Kisses for ya!!!!!! (^0^)/~
Labels: Vacation