BEFORE THE HOLLYWOOD'S GONE
Sambil menunggu keputusan dirjen pajak yang katanya tidak akan menayangkan film-film Hollywood karena masalah pajak, masih ada 3 film yang masih patut untuk direview dan dinilai sebagai film penghibur saat ini. Bukannya tidak cinta film Indonesia, tapi memang film Indonesia belum bisa dikategorikan sebagai film yang memiliki memorable moments bagi seorang penikmat film like me. Kalau bilang film Indonesia itu film yang tidak layak ditonton, itupun kayaknya terlalu ekstrim. Tapi seorang penikmat film berhak untuk mengatakan bahwa this movie is good, that movie is bad, kan? Film Hollywood-pun banyak yang di bawah standar, tapi Hollywood juga punya banyak sekali film yang bisa bikin kita selalu ingat line-line yang bagus dan memotivasi kita on how to live our lives. Itulah yang aku sebut memorable moments, memorable dialogs. Mungkin sebelumnya aku pernah bilang bahwa film yang bagus adalah film yang bisa bikin kita ingat terus karena ada pesan "penting dan disampaikan secara indah" di dalamnya.
Stammer King ini memang berhak mendapatkan mahkotanya sebagai film terbaik di ajang piala Oscar 2011. Film ini sangat sangat sederhana. Tidak ada adegan yang sangat-sangat heboh ataupun meledak-ledak di film ini, karena The King's Speech hanya ingin memperlihatkan bagaimana seorang calon raja mengatasi kelemahannya sebagai orang yang gagap bicara. See, that's it! Tetapi saking cemerlangnya Colin Firth memainkan Raja yang gagap, sampai-sampai kita juga gak sabar ingin dia cepat sembuh. Hehe..The King's Speech berjalan secara tidak terburu-buru, tepat pada tempatnya, dan mengakhiri semuanya dengan indah. Film ini adalah salah satu film paling indah dan paling cantik yang pernah aku nikmati. Alexander Desplat juga merangkai music score klasik yang sekali lagi, sangat indah. Memorable, beautiful, brilliant.
Satu lagi film sederhana diangkat oleh Hollywood yang sepertinya ingin menunjukkan bahwa hidup itu kadang pahit, pahit banget. Apalagi kalau tiba-tiba dipecat oleh perusahaan yang rasanya kita sudah berkorban banyak untuk perusahaan itu. Hidup seakan sudah tidak ada gunanya lagi. The Company Men mengisahkan 3 orang rekan sejawat yang dipecat satu persatu oleh perusahaan mereka. Ben Affleck apes kena giliran pertama. Tetapi istrinya tetap right behind his back sebagai supporter terbaiknya. Yang kedua adalah Chris Cooper yang mau tidak mau harus meninggalkan pekerjaannya. Keluarganya tidak ingin semua tetangganya tahu bahwa ia dipecat sehingga dia harus berpura-pura untuk pergi pulang kantor sesuai jam kantor seperti biasa, and everyone knows kalau disguise itu sangat menyakitkan. Lalu korban PHK berikutnya adalah Tommy Lee Jones yang dari awal sangat bersikeras untuk mempertahankan anak-anak buahnya agar tidak kehilangan pekerjaan mereka. Tetapi dia masih bisa memutar otak bagaimana untuk membuat bisnis baru dan memanggil kembali rekan-rekan lamanya yang terkena pemecatan dadakan. "Jangan pernah putus asa", seakan-akan ungkapan itu diingatkan kembali oleh film ini.
Si anak pantai Mcconaughey tumben banget jadi seorang lawyer. Hehe... Tapi tetap saja bengalnya kelihatan, apalagi kalau lihat duit. Haha.. Oh well, cerita film ini mengenai seorang pengacara yang ketiban sial harus dapat client yang sudah jelas dia "maling" tapi gak pernah mau ngaku kalau dia "maling"nya. Self defensenya sangat-sangat membahayakan, dan tidak ada cara lain bagi sang pengacara untuk menyelamatkan dirinya, juga harus menyelesaikan pekerjaannya di saat yang bersamaan karena dia sudah dibayar mahal untuk itu. Well done, McC!
Labels: Movies